Facebook Google Plus RSS Feed Email
"Aku Hanyalah Debu Berselimut Nafsu!"
Blog ini adalah serangkaian kumpulan sadjak dan berbagai tulisan sastra, karya Helyn Avinanto (Helin Supentoel)

Sabtu, 14 April 2012

Satu Hati Dini Hari

oleh Helin Supentoel pada 14 April 2012 pukul 4:51 ·

" Satu Hati Dini Hari"


Sementara hening malam sudah berpulang
sayup merdu nada melantang di udara
segera kusebentar saja berdiri sematkan hati
membasuh janji
biar butir-butir debu luruh diraga
lenyap tertelan keangkuhan
meski entah mampu diterima pun tidak
aku tiada peduli
yang kupeduli hanyalah aku tiada henti menimbun jejak
relakan raga mengkiblat
pada satu hati dini hari


" Sahabat "


sahabat,
aku hanya mampu berpesan
jangan lagi ada awan menyisir rambut
meski kunang-kunang telah berselimut
tetaplah angkat tinggiketiak kalian
kita masih terlampau kanak
mari tundukkan langit
lukis segala warna
biar rembulan-rembulan kan kian bertanya-tanya

mereka tidaklah tahu
begitu pula dengan kita mengada
masih banyak negri belum terjamah jejak
pula ribuan keindahan terasa
berbahagialah, sahabat
waktu kan tiada lelah mengisi cerita
kencangkan ikat pinggang
jangan sampai kedodoran
meski mata sibuk di kandang


" Hilir, Hulu, Samudra "


Hilir mericik melambai sunyi
bunyi mencekik peri putih pulas
buta menghitam pekat arang
sementara hari menua

hilir menukik jenggal sapa
tandang memandang sayu lilin
lenyap angan kunjung merajah
rembulan tunduk raja kandang
cahya tertelan sang kala

hulu merebah batu mengepal
sentuh lepas tiada gaduh
rindu jumpa penari resah
terbang di awan entah bersandar
diam melusuh renta raga
terpasung diam bingkai legam

samudra tertuju purnama pergi
jauh meramu suara katak
bumi cemberut enggan memanggil
dalam harap sunyi pancaroba
hilang berlayar tiada berlabuh

dermaga lenyap masa


"Tutur"


Cu, kelak Jadilah seorang guru,
biar tidak bodoh sepertiku
pesan simbah kala aku berangkat sekolah

Jangan lupa doakan aku ya nak,
berumur panjang dan banyak rizki
permintaan Bunda sewaktu aku sholat dan belajar mengaji

Lantas, Bapakpun turut meminta,
Le, nanti setelah kau cukup dewasa memahami cerita
jangan kau menjadi teroris, morfinis, ataupun anarkis
biarlah para koruptor saja yang menyandang itu
aku malu



"Saran"

Bila kalian ingin bermain api
larilah ke dapur
pantik saja platina pada gas elpiji

bila kalian ingin bermain air
mencebur saja kekolam,
bisa juga berenang dilautan

bila kalian ingin main kata
bentuklah sebuah puisi ataupun cerita
biar sekalian di baca

bila kalian ingin memacu adrenalin
naiki saja pesawat, lantas terjun payung
atau daki tebing

Bila kalian ingin menikmati pantai Hawaii,
dan tidak ketahuan
operasi plastik saja

dan bila kalian ingin semuanya,
dari main api, air, kata, memacu adrenalin, dan menikmati Hawai
jadilah koruptor saja
pasti dijamin kalian akan tercapai


" Kebutaan "


Jawaban apa yang kan lepas dari bibirku
masih belum lengkap kurangkai
begitu pula dengan warna

tepat semenjak binar mata terpasung detik tiada sangka
bara mengepul memainkan pertandingan seru diladang
hujan tiada terang beberapa saat saja
kian melebat dalam badai
ungsikan burung-burung menari pada ranting renta
pula para pemain menertawakanku tertahan dibarak sendu

wangi bunga yang lama menerpa beranda tiang karang
nan indah pesona selalu melukis pijakan mata bila bulu meraba
seketika hanyut merubah segalanya
dalam sekejap detik waktu
lebur menjadi bulir pasir sukar terpungut

pernah sekali burung mencengkeram sapuan rona noda
bahwasanya kutu telah merebah cawan tempat bermandi
namun tiada hirau kuberikan sebagai teropi
dan busa buah leburan
yang ada aku telah merebahkan makna buta
bahwa ia telah cemburu dada setiap baris gigiku menari

sesal memang sekotak cerita penuhi ranjang
terkapar pada telaga tanpa air dan ikan
yang telah terracun kebutaan
hingga burung enggan bersarang pulang


*) Puisi satu hari,  
Ngawi, 12 april 2012
Read More..

Satu Hati Dini Hari

 
oleh Helin Supentoel pada 14 April 2012 pukul 4:51 ·

" Satu Hati Dini Hari"


Sementara hening malam sudah berpulang
sayup merdu nada melantang di udara
segera kusebentar saja berdiri sematkan hati
membasuh janji
biar butir-butir debu luruh diraga
lenyap tertelan keangkuhan
meski entah mampu diterima pun tidak
aku tiada peduli
yang kupeduli hanyalah aku tiada henti menimbun jejak
relakan raga mengkiblat
pada satu hati dini hari


" Sahabat "


sahabat,
aku hanya mampu berpesan
jangan lagi ada awan menyisir rambut
meski kunang-kunang telah berselimut
tetaplah angkat tinggiketiak kalian
kita masih terlampau kanak
mari tundukkan langit
lukis segala warna
biar rembulan-rembulan kan kian bertanya-tanya

mereka tidaklah tahu
begitu pula dengan kita mengada
masih banyak negri belum terjamah jejak
pula ribuan keindahan terasa
berbahagialah, sahabat
waktu kan tiada lelah mengisi cerita
kencangkan ikat pinggang
jangan sampai kedodoran
meski mata sibuk di kandang


" Hilir, Hulu, Samudra "


Hilir mericik melambai sunyi
bunyi mencekik peri putih pulas
buta menghitam pekat arang
sementara hari menua

hilir menukik jenggal sapa
tandang memandang sayu lilin
lenyap angan kunjung merajah
rembulan tunduk raja kandang
cahya tertelan sang kala

hulu merebah batu mengepal
sentuh lepas tiada gaduh
rindu jumpa penari resah
terbang di awan entah bersandar
diam melusuh renta raga
terpasung diam bingkai legam

samudra tertuju purnama pergi
jauh meramu suara katak
bumi cemberut enggan memanggil
dalam harap sunyi pancaroba
hilang berlayar tiada berlabuh

dermaga lenyap masa


"Tutur"


Cu, kelak Jadilah seorang guru,
biar tidak bodoh sepertiku
pesan simbah kala aku berangkat sekolah

Jangan lupa doakan aku ya nak,
berumur panjang dan banyak rizki
permintaan Bunda sewaktu aku sholat dan belajar mengaji

Lantas, Bapakpun turut meminta,
Le, nanti setelah kau cukup dewasa memahami cerita
jangan kau menjadi teroris, morfinis, ataupun anarkis
biarlah para koruptor saja yang menyandang itu
aku malu



"Saran"

Bila kalian ingin bermain api
larilah ke dapur
pantik saja platina pada gas elpiji

bila kalian ingin bermain air
mencebur saja kekolam,
bisa juga berenang dilautan

bila kalian ingin main kata
bentuklah sebuah puisi ataupun cerita
biar sekalian di baca

bila kalian ingin memacu adrenalin
naiki saja pesawat, lantas terjun payung
atau daki tebing

Bila kalian ingin menikmati pantai Hawaii,
dan tidak ketahuan
operasi plastik saja

dan bila kalian ingin semuanya,
dari main api, air, kata, memacu adrenalin, dan menikmati Hawai
jadilah koruptor saja
pasti dijamin kalian akan tercapai


" Kebutaan "


Jawaban apa yang kan lepas dari bibirku
masih belum lengkap kurangkai
begitu pula dengan warna

tepat semenjak binar mata terpasung detik tiada sangka
bara mengepul memainkan pertandingan seru diladang
hujan tiada terang beberapa saat saja
kian melebat dalam badai
ungsikan burung-burung menari pada ranting renta
pula para pemain menertawakanku tertahan dibarak sendu

wangi bunga yang lama menerpa beranda tiang karang
nan indah pesona selalu melukis pijakan mata bila bulu meraba
seketika hanyut merubah segalanya
dalam sekejap detik waktu
lebur menjadi bulir pasir sukar terpungut

pernah sekali burung mencengkeram sapuan rona noda
bahwasanya kutu telah merebah cawan tempat bermandi
namun tiada hirau kuberikan sebagai teropi
dan busa buah leburan
yang ada aku telah merebahkan makna buta
bahwa ia telah cemburu dada setiap baris gigiku menari

sesal memang sekotak cerita penuhi ranjang
terkapar pada telaga tanpa air dan ikan
yang telah terracun kebutaan
hingga burung enggan bersarang pulang


*) Puisi satu hari,  
Ngawi, 12 april 2012
Read More..