Facebook Google Plus RSS Feed Email
"Aku Hanyalah Debu Berselimut Nafsu!"
Blog ini adalah serangkaian kumpulan sadjak dan berbagai tulisan sastra, karya Helyn Avinanto (Helin Supentoel)

Rabu, 02 Mei 2012

Mareta

oleh Helin Supentoel pada 10 April 2012 pukul 3:56 ·
dalam sari-sari kerinduan
kudendangkan asmamu mareta
mengalun merdu suluk senja
merebah cahaya jingga,
menguning,
meremang,
hingga tiada jejak warna
hiasi pelupuk mata

asmamu mareta,
putih salju meretas bulu-bulu
menjadi pucuk duri tubuhku
yang tiada sanggup kutanggalkan

semenjak perjumpaan di beranda masa kala itu
tiada senja ingin terlewatkan tanpa sebilah wangi nafasmu
dan pada malam mengurung raga
hanya senyummu kunjung menebar pesona raya
meminjam cahaya kunang-kunang
menjadi rembulan sayu di atas kota

kudendangkan asmamu mareta
setiap sapa hulu luruh samudra
rona bunga menebar keharuman lipat dada
karena biji-biji bunga telah tumbuh di ladang

mareta,
engkaulah bunga senja
sejukkan pertapaan dahaga
datanglah,
kupanggil asmamu seharum bunga
mari kita mainkan cerita dosa

, 29 maret 2012
Read More..

Nggak Mungkin

oleh Helin Supentoel pada 8 April 2012 pukul 2:44 ·
Bagaimana bila aku menjadi Tuhan?
Nggak Mungkin.
ataupun menjadi Malaikat?
itupun juga nggak bakalan mungkin
Karena aku menjadi manusia saja sudah tak pantas
yang rakus, sombong,  tak adil, dan nafsu-nafsu Dosa lainnya

Ngawi, 08 april 2012
Read More..

Dua Mei ke_Dua Puluh Tujuh


Ting lalu membuat dua muara langit menghadirkan benih hujan runtuh tiba-tiba di mei syahdu
bersama legam bibirnya pucat pasi meretaskan bunyi-bunyi kebesaran
tiada awan dan badai menerpa kesenyapan sebuah negri
tujuh aura pun masih kunjung semayam memberi warna bagaikan bunga tujuh rupa bersemi di beranda tiada masa
ataupun keengganan sejuk pagi hadirkan bening embun
hanya bidak pengkabaranlah menjadikan tarian lipat dada tumbuh mengembang
dalam sujud,
syukur.

lama sudah bara mentari membakar sebagai jejak-jejak perjalanan
dalam kasih, rindu, sepi, dan segala danau kegalauan
dingin malam pun mendekap sebuah makna yang di sebut renta kunjung di raga
kemana arah angin kan lagi membawa terbang mengepakkan sayap panjangya
sembari menitipkan pesan bisu tiada alamat berpulang semula
hitamnya arang pernah tersuguh menjadi lauk hidangan, begitu pula manis madu
namun tiada semanis ibu memeluk erat segala kepahitan kata
sesakit ibu menahan kecemasan saat terjatuh dari pangkuan
memberi lautan harapan, melipat langit dan menjadikan bumi bola mainan
pula kesabaran mengajak berjalan, bermain, lantas berlarian pada epitaf kehidupan
ya, bagaimana lagi danau kasih kan mampu terbalaskan untuknya
tuk keharuman segala wewangian
hingga mentari lelah menjamah cerita
tiada mungkin
hanya terima kasih tumbuh di ladang sadjakku
ke dua puluh tujuh waktu
yang tiada malu

Ngawi, 02 mei 2012
Read More..