oleh Helin Supentoel pada 10 April 2012 pukul 3:56 ·
kudendangkan asmamu mareta
mengalun merdu suluk senja
merebah cahaya jingga,
menguning,
meremang,
hingga tiada jejak warna
hiasi pelupuk mata
asmamu mareta,
putih salju meretas bulu-bulu
menjadi pucuk duri tubuhku
yang tiada sanggup kutanggalkan
semenjak perjumpaan di beranda masa kala itu
tiada senja ingin terlewatkan tanpa sebilah wangi nafasmu
dan pada malam mengurung raga
hanya senyummu kunjung menebar pesona raya
meminjam cahaya kunang-kunang
menjadi rembulan sayu di atas kota
kudendangkan asmamu mareta
setiap sapa hulu luruh samudra
rona bunga menebar keharuman lipat dada
karena biji-biji bunga telah tumbuh di ladang
mareta,
engkaulah bunga senja
sejukkan pertapaan dahaga
datanglah,
kupanggil asmamu seharum bunga
mari kita mainkan cerita dosa
, 29 maret 2012