burung-burung di langit tiba-tiba saja menjerit
menari-narikan tarian jiwa sederas air mata
menjumpai kotanya di penuhi bara
padahal baru sebentar saja ia beranjak mengudara
melambaikan senyum pada betinanya, juga anak-anaknya
dan sesekali tertawa sebelah mata
namun terlampau cepat segalanya luluh lantang tiada sisa
seketika jua kehangatan berubah wujud
menjadi sekeranjang duka ribut
selepas senja tersulut
burung kian menelaga
tariannya kian gemulai dari pertama
menapaki kawanannya tiduran di segala ranjang
sepenggal sayapnya ada yang terluka
selaksa bulunya tinggal sebatang
ada pula dalam dada sudah tiada muara
kering oleh pergulatan asa
dan burung-burung betina berlarian sembari menitipkan air mata
teriakkan kata pada segala mata
memanggil-manggil anaknya yang baru sebulan lalu menetas
ataupun kekasihnya lepas lemas
sementara, hembus angin berlalu seakan tiada mahu tahu
terlampau nyeyak meminum susu dalam tungku biru
bemberi setitik saja dahagapun tak jua
kian mengeratkan pintu kedapan telaga
karena angin sudah menjelma
menjadi sesosok rahwana
kini burung-burung itu diam tiada tawa
bercumbu di kedalam sunyi
melipat segala mulut dan dagunya sendiri
di setiap keranda
dan dinding-dinding kota membara
kenangan lama
Ngawi, 03 Juli 2012
menari-narikan tarian jiwa sederas air mata
menjumpai kotanya di penuhi bara
padahal baru sebentar saja ia beranjak mengudara
melambaikan senyum pada betinanya, juga anak-anaknya
dan sesekali tertawa sebelah mata
namun terlampau cepat segalanya luluh lantang tiada sisa
seketika jua kehangatan berubah wujud
menjadi sekeranjang duka ribut
selepas senja tersulut
burung kian menelaga
tariannya kian gemulai dari pertama
menapaki kawanannya tiduran di segala ranjang
sepenggal sayapnya ada yang terluka
selaksa bulunya tinggal sebatang
ada pula dalam dada sudah tiada muara
kering oleh pergulatan asa
dan burung-burung betina berlarian sembari menitipkan air mata
teriakkan kata pada segala mata
memanggil-manggil anaknya yang baru sebulan lalu menetas
ataupun kekasihnya lepas lemas
sementara, hembus angin berlalu seakan tiada mahu tahu
terlampau nyeyak meminum susu dalam tungku biru
bemberi setitik saja dahagapun tak jua
kian mengeratkan pintu kedapan telaga
karena angin sudah menjelma
menjadi sesosok rahwana
kini burung-burung itu diam tiada tawa
bercumbu di kedalam sunyi
melipat segala mulut dan dagunya sendiri
di setiap keranda
dan dinding-dinding kota membara
kenangan lama
Ngawi, 03 Juli 2012