Kasih,
Entah berapa kali ribuan kaki menjadi saksi perjumpaan kita
Menenun bulir hujan basahi beranda mata
Menyapu tiap butir debu pelataran waktu
Dan sejuk udara menemani pula usingkan badai rumah cinta
Ketika kau ku dekap
Ku jadikan piama sepenggal perjamuan ini
Dengan mata dan telinga kita semakin mengerti
Bagaimana memenuhi keranjang warna
Lembar segala desah
Mendaki tangga demi tangga kau dan aku
Berharap sampai di puncak perjamuan segala kata
Namun setibanya tengah masa
Tak sempat sampai di sudut cahaya
Perjamuan pilu menitipkan salam padaku kala gerimis petang
Langit seketika menjerit, meronta ketiadaan rasa
Menyatu dalam laju kawah candradimuka
Kau harus berpulang dari dekabanku
Meninggalkan sebilah senyum indah untukku
dan harum hembus nafasmu
masih terasa hingga kali ini
Kasih,
Apalah daya kita
Bila cinta hanya sampai di pematang mata
Ngawi, 18 November 2011
Entah berapa kali ribuan kaki menjadi saksi perjumpaan kita
Menenun bulir hujan basahi beranda mata
Menyapu tiap butir debu pelataran waktu
Dan sejuk udara menemani pula usingkan badai rumah cinta
Ketika kau ku dekap
Ku jadikan piama sepenggal perjamuan ini
Dengan mata dan telinga kita semakin mengerti
Bagaimana memenuhi keranjang warna
Lembar segala desah
Mendaki tangga demi tangga kau dan aku
Berharap sampai di puncak perjamuan segala kata
Namun setibanya tengah masa
Tak sempat sampai di sudut cahaya
Perjamuan pilu menitipkan salam padaku kala gerimis petang
Langit seketika menjerit, meronta ketiadaan rasa
Menyatu dalam laju kawah candradimuka
Kau harus berpulang dari dekabanku
Meninggalkan sebilah senyum indah untukku
dan harum hembus nafasmu
masih terasa hingga kali ini
Kasih,
Apalah daya kita
Bila cinta hanya sampai di pematang mata
Ngawi, 18 November 2011