Pagi menyapa dalam sejuk embun nan indah mentari
Kembali jendelaku terbuka bercerita
Dalam hilir udara beranda masa
Begitu pula kuncup muda kawananku
Entah warna tinta apa kan di tuang sang pelukis
Pada putih polos kanvasku, juga mereka
Sebagai bingkai makna cerita lukisan jelata
Menatap rumpun jendela
Tiada yang tahu,
Namun, aku berharap
Sejuk pagi tiada bosan berada
Dan indah pelangi kan terlukis
Karna kuingin jendelaku mampu sejukkan rumah tua
Dalam cahaya
Hingga kelak terangkai kembali
Pada jendela rumah baru
Begitu pula jendela-jendela kawananku
Berharap sama
Biarlah waktu yang kan menjawabnya
Jendelaku (2)
Jendelaku,
Kau buka lebar daunmu pagi ini
Dalam segar udara menyapa
Pula sapa hangat indah mentari lagi
Bingkaimulah tempatku bersandar
Menimbun segala cerita
Jendelaku,
Berilah cerita kian indah untukku
Setiap kali pagi-pagi kubuka mata
Hingga malam menjaga cinta
kukan berjanji
takkan lelah ayunkan kaki dengan pasti
karna engkaulah semangatku
Tuk jalani hari penuh mimpi
Tidak Mudah Putus Asa (1)
Kawan-kawanku
Lekas tanggalkan kegelapan yang berlimut
biarkan saja segalanya menjadi debu
dan lenyap termakan hujan dan bara
Memang,
dengan cinta kita tanam segalanya
Berharap kan menuai hasilnya
Namun,
semuanya tak seperti yang kita mahu
Banyak ulat-ulat bulu cemburu
Tuhanlah segala yang tahu
Jadi besabarlah
Angkat tinggi-tinggi lipat dada kalian
Mari tantang dunia dengan semangat membara
Pasti panen raya kan berada
Tak pernah putus asa (2)
Duhai sahabatku
Dengarlah
Meski mata tiada mampu lagi melihat
Jemari tangan tak kuasa mengepal
Dan kaki-kaki kaku
Janganlah keder terbenam dilipat dada
Mari kita lipat langit
Bungkus bumi
Dan jadikan bola mainan
Warnai dunia dengan semangat membara
Puisi yang mempunyai makna sama, namun beda kata
dibuat untuk dibaca anak usia sekolah dasar.
Ngawi, 19 april 2012
Tidak ada komentar :
Posting Komentar