Adinda
Adinda kekasihku,
engkau benar sepucuk mawar putih di taman seribu bunga
merekah pancarkan pesona cahaya tiada kepudaran
biarlah kuukir syair bisu dari tepisan bara yang membakarku dengan lembut
seperti sutra tertenun oleh jemari-jemari kasih
lantas disetiap baitnya kuterakan makna-makna perjumpaan basah
saat diriku menjadi tangkai dan duri-durimu
Adinda kekasihku,
andai benar engkau rela kupinta menjadi sekuntum bunga abadi
pastilah disela-sela keabadian itu kan tumbuh keharuman saat pagi menyapa
saat bulir-bulir embun merayap diruas-ruas jeruji jendela
sesekali menghakimi dengan setangkup kemuliaan
yang baru saja menawan pesona malam dalam kegelapan
"jadilah sepasang angsa saja jangan sekuntum mawar dan tangkai serta duri-durinya"
mendengar bising embun menyergap berjuta bunyi keresahan
di lapak keberangusan aku menghujat diri sendiri
seperti udara pada ruang tiada sela
menghukum kenistaanku
"benar kita menjadi sepasang angsa saja menari di lautan tenang
sembari memainkan airnya untuk kita basuh diri"
Adinda kekasihku,
bila suatu hari samudra kan cemburu menjadi tempat kita berenang
dan badai menenggelamkan benang-benag kasih di kedalamannya
pastilah itu bukan segala pinta kita berdua mengubur kemanisan
namun semestalah yang sedang bersandang cerita
bahwasanya kita tercipta sama-sama menjadi bayang-bayang,
mengambang
Ngawi, 24 Agustus 2012
engkau benar sepucuk mawar putih di taman seribu bunga
merekah pancarkan pesona cahaya tiada kepudaran
biarlah kuukir syair bisu dari tepisan bara yang membakarku dengan lembut
seperti sutra tertenun oleh jemari-jemari kasih
lantas disetiap baitnya kuterakan makna-makna perjumpaan basah
saat diriku menjadi tangkai dan duri-durimu
Adinda kekasihku,
andai benar engkau rela kupinta menjadi sekuntum bunga abadi
pastilah disela-sela keabadian itu kan tumbuh keharuman saat pagi menyapa
saat bulir-bulir embun merayap diruas-ruas jeruji jendela
sesekali menghakimi dengan setangkup kemuliaan
yang baru saja menawan pesona malam dalam kegelapan
"jadilah sepasang angsa saja jangan sekuntum mawar dan tangkai serta duri-durinya"
mendengar bising embun menyergap berjuta bunyi keresahan
di lapak keberangusan aku menghujat diri sendiri
seperti udara pada ruang tiada sela
menghukum kenistaanku
"benar kita menjadi sepasang angsa saja menari di lautan tenang
sembari memainkan airnya untuk kita basuh diri"
Adinda kekasihku,
bila suatu hari samudra kan cemburu menjadi tempat kita berenang
dan badai menenggelamkan benang-benag kasih di kedalamannya
pastilah itu bukan segala pinta kita berdua mengubur kemanisan
namun semestalah yang sedang bersandang cerita
bahwasanya kita tercipta sama-sama menjadi bayang-bayang,
mengambang
Ngawi, 24 Agustus 2012
Tidak ada komentar :
Posting Komentar