Dik Sri,
Aku pulang
Ini aku bawakan kulkas untukmu
Yang aku pungut dari tong sampah depan rumah megah di sana
Kondsinya masih sangat bagus dik, untuk kita pakai
Ini mungkin kulkas baru berumur beberapa bulan saja
yang pemiliknya sudah bosan memakai
Di dalamnya juga masih ada dua buah apel dan sayuran, meski sedikit agak kusut
Sayurannya bisa kamu masak untuk makan malam
Dan apel kita jadikan hidangan penutup
Seperti makan ala gedongan, dik
Dik,
Meski rumah kita belum ada listrik, tak apa
Kita pajang dulu kulkasnya di samping ranjang
kau bisa menatapnya setiap hari
kau isi saja dengan air yang kau tanak pagi nanti
juga nasi dan lauk seadanya
Bila kau nanti haus merasakan pengab kota ini,
kau tak susah mencari
meski masih hambar terasa
Tapi jangan kau buang kendi tanah liat kita
Aku masih sangat rela tuk mengaliri hausku kala pulang dan malam
Sabar ya dik,
Nanti bila kita sudah mampu memasang listrik,
kau kan merasakan dingin kulkasnya
merasakan kesejukannya
Dan mengisinya dengan buah juga sayuran seperti yang engkau mau
Biar dingin menghinggapi rumah kita
begitu pula cinta kita
Seperti rumah cemara di sana
dan kita tak kan bermimpi lagi
menempati rumah cemara penuh warna
Ngawi, 15 november 2011
Tidak ada komentar :
Posting Komentar