tak ku kira,
hempas udara perlahan mendiam
daun dan ranting menemani pula menanggalkan segala kata
terbujur diantara jejak kaki
hanya tubuhmu saja
menari diatas tempayan malam ini
tak kuasa ku menahan segala derai sepi
tak rela kau termakan sunyi
pada dingin malam
ku bungkam saja mulutmu
dengan mulutku
ku peluk erat gigil tubuhmu
biar kau tak mengetahui segala gerak yang tercipta
jemari tanganmu perlahan kian menghangat
membulirkan tik-tik embun
merambah setiap mauku
jelas jantungmu semakin memburu
kala busurku melasat jauh
menyatu maumu
dan
kau pun semakin mendesahkannya
sebentar lagi fajar
"Ah,
mungkinkah kita hewan malam ini
apa kita tak malu pada mentari
sementara kita masih berguling saja"
engkaupun berbisik
"biarkan saja mentari cemburu pada kita
kita sudah terlalu najis
jangan kau naif"
Ngawi, 22 November 2011
Tidak ada komentar :
Posting Komentar