Aku puja engkau cahaya itu pagi
tumbuh di antara bening-bening embun mandalawai
laksana mutiara cangkang merak
pastilah eloknya kan menyeruak pesona perak
saat kubuka daun jendela
harummu semerbak sakura dimusim semi yang tiba
mekar laksana rembulan purnama di atas kota
yang berdesah
aku rindu engkau seperti rindunya malam menuntaskan sepi
saat gairah-gairah samudra terbakar amarah
laun pecah menjadi dangkal gerimis
yang perlahan kering
seiring angin menyimpuh raga
seperti genderang pejuang tertabuh di medan perang
jadilah terjang menerjang sarung pedang melayang
bila ini indahnya senja gila
sebelum kulumat bayangmu yang telanjang di rahim mega
dambaku,
janganlah kau padamkan gelora api sadjak pujangga
menyanjungmu dalam tiap purus-purus kata
setelah kau bakar diriku dilautan asmara
atau kau kuras darah tubuhku yang merah saga
lantas kau sandingkan aku pada malam buta
oh, Geisha...
Ngawi, 27/03/13
Tidak ada komentar :
Posting Komentar