Riang yang terdengar bukanlah adanya
semua itu hanyalah muka saja
penghias keruhnya muara
meskinya kau tau
seberapa dalam lautan tempatku berakar
seberapa besar api menjalar
menghitamkan ruang-ruang ujung makna
jangan hanya kau menganggap seindah kata
hingga kala ini aku cukup mengilhami
pengkabaran yang tak semestinya
tak sepiawai bunyi kecapi
aku mengerti
dan aku cukup mengerti
bagaimana kan ku tulis sadjak ini
dengan tinta yang takkan pernah pudar
dihempas air,
ataupun debu waktu
tak usah kau mengusingkan
aku sudah cukup rela melukis jalan rindu
begitu pula rindumu
langkahkan saja penamu
jangan deraikan senyap dan rinai hujan kala ini
biarlah semuanya berada
rindumu yang membuatku abadi
pada sadjak lapak kata ini
Ngawi, 6 oktober 2011
Tidak ada komentar :
Posting Komentar