Terbaring ia disudut malam
mengendus pada kardus-kandus simpanan kemarin lusa
tak berdinding perapian
juga tak beratap kenikmatan
tetap senyum selalu saja ia lontarkan
pada roda-roda lalu lalang
bahkan dikutu-kutu yang baru beranak tadi sore pun memungut setetes dari nadinya
mata demi mata semakin terpejam
semakin tak lepaskan kaca matanya
meski ia merintih
mendengkur
juga bergoyang dibawah langit
diantara awan kebisingan deru nada
bahkan nada diperutnya yang memanggil segera
semua semakin meraja, meraja, merajalela
tak terkecuali si bayi mencari iduknya
atau pula induk kehilangan sarangnya
turut serta menikmati
mungkin saja ia sedang merekor takdir mimpi
ya, itulah indahnya tanah ini
bila untuk mendengkur saja harus bisa membeli
Ngawi, 7 Oktober 11
Tidak ada komentar :
Posting Komentar