Siang bermula menampakkan muka di mata
Membelah sudut muara rasa
Pada selembar perjalanan lilin
Berlari dari hilir udara
Yang berusaha menghempaskannya berpijar
Merekah hiasi lapak kota
Sengat membentang menapaki kaki mungilnya
Benih matanya menyiratkan ribuan tanya
Meretas bermandikan air mata
Dari sebilah luka
Legam benar kuncup lilin melukis mata
Lukiskan tarian-tarian kidung negri ini
Memeras nadinya sendiri
Untuk bisa ber-tai lagi
Aku cukup mengetahui,
Seberapa hebat dia busungkan dada
Seberapa kental menyisir asapnya
Dalam sapuan cahaya
Demi sebongkah logam mati
Sementara,
Dia baru berjalan lima tahun lalu
Sekata benih bungsuku
Yang seharusnya di timang Ibu
dan minum susu
Namun harus makan keju waktu
Apa hebatnya negri ini
Bila semua hanyalah sekaleng mimpi
Tanpa cinta di setiap lentik mata
Untuknya
Aku merasa ngeri
Ngawi, 23 oktober 2011
Oleh HelinSupentoel pada 23 Oktober 2011 jam 5:46
Tidak ada komentar :
Posting Komentar