aku mati
semenjak tiba bau sepi
hanya lebat udara saja yang setia
mencumbuku dalam lelah
saat kau membenarkan kancing bajumu
di balik mataku
masih jelas terasa semuanya
bau ketiakmu menyengat
ranum bibirmu melumat
endusan-endusan nafasmu meretas
juga tarian-tarian gilamu menggoyah malam
dalam montok
lantas mengapa kau tak sejenak menunggu
sementara aku memandikan raga
ah,
aku baru tersadar
kita memang sama dalam kelambu ini
bukan lain
tiba-tiba kau berbisik kepadaku
saat menjelang perpisahan
"apa kau masih mengharapkanku malam nanti
tuk membaringkanmu pada sepi
bila memang iya
sapa saja diriku
aku sudah cukup mengenalmu"
tak kusangka
sehela kata itu buatku jengah
mungkin hanya salam bebasianmu saja
di balik itu semua
fajar sudah berada
si embun pun membisikkan tawa
dan aku menjawab
"entah...
mungkin saja begitu
bila aku belum merasa bosan
memandikan dosa"
Ngawi 01 Desember 2011
Tidak ada komentar :
Posting Komentar