Malam tak sekutu denganku
sunyi semakin merampas jantungku
hingga lekang selalu saja memanggilku pulang
bagaimana senyum kan membias tiap kali saatnya tiba
mata sekejap kering pada tarian elok
menimang-nimang guling tanpa ranting
"tak lelo, lelo, lelo, legung"
begitunah nada rindu bila malam hampir menghilang
celoteh malam semakin sepi
kala kaki-kaki hujan menapak liang tempatku bermandi
dalam ruang yang semakin sempit saja
ruang bermandikan rintik air mata
menggenggam seribu rupa
yang semuanya kan tetap terjaga
berseluncur ia pada ilalang negri sana
yang baru saja menginjakkan mulutnya pada belas jemariku
memintaku sudah hentikan langkah menyambut malam
dalam riang yang usang
dan semuanya lenyap pandang
kala waktu hampir saja tiba
untukku pulang memandikan najisku
begitu pula najismu yang tak kau pahami lagi
Ngawi, 4 oktober 2011
Tidak ada komentar :
Posting Komentar