pagi mengubur kembaraku dalam sayatan debu
menjadi abu sisa-sisa pembakaran yang tak usai-usai berdendang
menarikan danau bara
dan semesta hujan tiada reda
semenjak senja membungkusnya perlahan-lahan
di balik persidangan malam
gelap mengejar seribu bayang
mengulitiku dalam siluetnya
seperti yang telah terlukis pada arca melumut
menjelaskan cerita akan indahnya bunga tumbuh di taman
sebelum keharumannya usang
di telan sang bayu
bertualang di lebat rimba
lautan telah lama menggenggam kebekuan
pada perahu yang karam saat kembali berlayar
seperti atlantik yang kejam merajam
tempat bercintanya malam dan dingin
dalam keasingan
"pagi, jangan kau bakar diriku dalam tandukmu
sementara senja semusim lagi kan berlalu
sembunyi pada ruang tiada pintu"
Oh...
di mana lagi tempatnya pagi berada
membawa embun menitih dedaunan
sebelum akhirnya sirna pula pada ketajaman
Ngawi, 12 September 2012
Tidak ada komentar :
Posting Komentar