Facebook Google Plus RSS Feed Email
"Aku Hanyalah Debu Berselimut Nafsu!"
Blog ini adalah serangkaian kumpulan sadjak dan berbagai tulisan sastra, karya Helyn Avinanto (Helin Supentoel)

Rabu, 02 Mei 2012

Dua Mei ke_Dua Puluh Tujuh


Ting lalu membuat dua muara langit menghadirkan benih hujan runtuh tiba-tiba di mei syahdu
bersama legam bibirnya pucat pasi meretaskan bunyi-bunyi kebesaran
tiada awan dan badai menerpa kesenyapan sebuah negri
tujuh aura pun masih kunjung semayam memberi warna bagaikan bunga tujuh rupa bersemi di beranda tiada masa
ataupun keengganan sejuk pagi hadirkan bening embun
hanya bidak pengkabaranlah menjadikan tarian lipat dada tumbuh mengembang
dalam sujud,
syukur.

lama sudah bara mentari membakar sebagai jejak-jejak perjalanan
dalam kasih, rindu, sepi, dan segala danau kegalauan
dingin malam pun mendekap sebuah makna yang di sebut renta kunjung di raga
kemana arah angin kan lagi membawa terbang mengepakkan sayap panjangya
sembari menitipkan pesan bisu tiada alamat berpulang semula
hitamnya arang pernah tersuguh menjadi lauk hidangan, begitu pula manis madu
namun tiada semanis ibu memeluk erat segala kepahitan kata
sesakit ibu menahan kecemasan saat terjatuh dari pangkuan
memberi lautan harapan, melipat langit dan menjadikan bumi bola mainan
pula kesabaran mengajak berjalan, bermain, lantas berlarian pada epitaf kehidupan
ya, bagaimana lagi danau kasih kan mampu terbalaskan untuknya
tuk keharuman segala wewangian
hingga mentari lelah menjamah cerita
tiada mungkin
hanya terima kasih tumbuh di ladang sadjakku
ke dua puluh tujuh waktu
yang tiada malu

Ngawi, 02 mei 2012

Tidak ada komentar :

Posting Komentar