Facebook Google Plus RSS Feed Email
"Aku Hanyalah Debu Berselimut Nafsu!"
Blog ini adalah serangkaian kumpulan sadjak dan berbagai tulisan sastra, karya Helyn Avinanto (Helin Supentoel)

Sabtu, 26 November 2011

Pohon Warna



Wahai pohon warna
bukankah kita satu yang menyematkan noda pada selembar daun
menjadikannya lukisan sampai mana mengerti kesamaan warna ini
dan mengukir ranting tempat sandaran kaki kita menapak erat
hingga mampu meraih buah yang segarkan dahala ku juga kau

lantas mengapa kau urai kembali lukisan yang selama ini tertenun secara perlahan
mewarnainya dengan noda yang tak semestinya terlukis dalam ranum
tuk tempat menahan segala pengab udara dan rintih basah

bagaimana mungkin kau kan mengerti makna satu diantara ribuan hilir udara

sedang kan kau masih saja terpaku pada rintik hujan kemarin malam
sementara air sudah menghapus jejak langkah diantara bulir pasir
memadatkan benih-benih sapa dan tegur yang selama ini terajut sempurna
membekukan hangat darah memuja ribuan waktu lamanya

apakah tidak cukup satu tiang saja penopang satu pohon renta
bersama waktu menjadi saksi segala kata dan mata
dalam tatanan satu-satu berjajar rangkap tiga yang semuanya senada

apa kau tau kelak buah kan jatuh kemana
bila kau terlalu rela mengisinya dengan segala gerak dahanmu
aku sudah cukup mengerti ukiran jejakmu selama ini
bila begitu,
ku tak kan tinggal diam berdiri di sini
jika kau kan mewarnainya seperti kau mewarnai malammu dalam rimba
ku kan menghadangmu hingga sisa masaku melihat cahaya
biar buah terjatuh jauh dari pohonnya
dan warna tetap pada ranumnya

Ngawi, 11 november 2011

Tidak ada komentar :

Posting Komentar