Facebook Google Plus RSS Feed Email
"Aku Hanyalah Debu Berselimut Nafsu!"
Blog ini adalah serangkaian kumpulan sadjak dan berbagai tulisan sastra, karya Helyn Avinanto (Helin Supentoel)

Minggu, 04 Desember 2011

Resah Gelisah



Sehangat senja membenamkan sebilah tawa
Dinding-dinding semakin sunyi terbenam di ujung muara
Jua burung-burung meringkuk pada jejak kaki kecilnya
Saat kaki-kaki hujan menari di udara
Lesatkan malam perjumpaan yang sekian lama ternanti
Kau duduk tersipu bertopang dagu
Pandangi kaki-kaki hujan menari di lembar dedaunan
Yang akhirnya terjatuh lenyapkan jejak perjalanan usang

Kaki-kaki hujan pun lekas mereda menenun musim
Tinggal engkau saja yang enggan beranjak pergi
Memungut resah gelisah di balik dekaban awan
Bukankah telah ku siratkan semenjak lelah menapaki malam
Lantas mengapa bayang masih bertimang nada
Apakah gundah menghangatkan hatimu
Petik saja satu kaki hujan yang tertinggal
Biar kau tenang dalam kecewa
Dan buat saja malam ini cemburu padamu dan bulir hujan
Hingga fajar menitih bulir embun deraikan malam pada kebeningan

Tenanglah,
Kan ku sampaikan gundah kalbumu pada fajar nanti
Biar bibirmu tenang menari lagi di baris gigi
Juga wajah ayumu tak lagi kecut bagai kentut
Nanti kau kan tau
Seberapa hangat mentari meninggalkan senyum sapanya
Saat kau pun semakin menari bawakan opera beranda cinta
Sementara,
Biarkan saja aku menjadi  bangku kosong di balik mega



Ngawi, 04 Desember 2011

Tidak ada komentar :

Posting Komentar