Facebook Google Plus RSS Feed Email
"Aku Hanyalah Debu Berselimut Nafsu!"
Blog ini adalah serangkaian kumpulan sadjak dan berbagai tulisan sastra, karya Helyn Avinanto (Helin Supentoel)

Jumat, 05 April 2013

Sekar Merah Jingga

Sesekali saja nampak tawa itu, sesekali pula awan mengusung kelabu
suram-suram hutan memberi hangat dekapan malam di tengah kebutaan
danau-danau sumbing merubah kering menjadi basah embun
lantas alirnya mengikuti tepi terjal hingga teresap di bebatuan
dan rembulan yang kesakitan
dengan diam-diam membaca wajah di ruas jendela
berharap lekas jumpa senandung lembah jingga

ada resah yang terkapar, ada pula gairah yang terlontar
saat burung-burung lapar terbang menukik lantas membidikkan paruhnya
seperti lebah yang rakus menyengat sekar
meski sayapnya merentang pun telah kelelahan
dan bulu-bulunya yang dahulu masih lebat sekarang tinggal beberapa helai
sebab helai-helai lainnya tanggal di musim-musim yang gangsal
tetap burung-burung itu merasa kekar laksana pilar

bukan pelarungan langit dalam jam-jam setia
seperti roda sepeda yang oleng sebelum lama terputar
lantas rontok dalam beberapa kayuh tercipta
bukan pula suara-suara miskram terdengar cetar layaknya serigala lapar
segalanya lekas tuntas setuntas-tuntasnya
laksana embun dilembar dedauan
perlahan mengkesat tinggal jejak menjadi bayang keabadian

"lembah jingga,
mengapa kau kutuk diriku menjadi meliwis berbulu merah,
sedang diriku sejumput gelisah resah"

30/03/13

Tidak ada komentar :

Posting Komentar