Facebook Google Plus RSS Feed Email
"Aku Hanyalah Debu Berselimut Nafsu!"
Blog ini adalah serangkaian kumpulan sadjak dan berbagai tulisan sastra, karya Helyn Avinanto (Helin Supentoel)

Kamis, 01 Desember 2011

BADAI


Kau yang telah sekian lama berada
Menjadi mata luasnya samudra
Bentangkan layar sayap-sayap cinta
Seindah makna lembayung senja

Namun setibanya tengah masa
Kilat jagat leburkan lidahnya
Melambaikanmu dari dekapanku
Membelah perahu kita memaki awan
Lesatkan laju pusaran mimpi menari

Selendang sutra yang kau tenun untukku
Tak kuasa menahan debur ombak bah air mata
Dinding dingin semakin sunyi
Melumat bibirnya dalam pengkabaran haru
Layu menelan badai biru

Hingga semua tiba saatnya
Ku masih tak sanggup bicara mati
Makna legamnya angin malam menjadi
Memanggul gunung yang pernah kita daki bersama
Membungkus laju matahari bercahya
Dan semuanya
Tenggelam dalam rumah jagat kegelapan

Mengapa tak kau bunuh saja aku dengan pisaumu
Biar haru tak membatu
Aku tak mampu menelan api cemburu
Di setiap pijakan matamu
Ngawi, 15 oktober 2011
(untuk *p )
olehHelinSupentoelpada 15 Oktober 2011 jam 21:59

Tidak ada komentar :

Posting Komentar