Facebook Google Plus RSS Feed Email
"Aku Hanyalah Debu Berselimut Nafsu!"
Blog ini adalah serangkaian kumpulan sadjak dan berbagai tulisan sastra, karya Helyn Avinanto (Helin Supentoel)

Sabtu, 14 April 2012

Dik Sri 19

Dik Sri,
aku pulang
tolong ambilkan kendi air
biar haus lekas lenyap dariku

Dik,
di depan rumah, banyak sampah kubawa
adik bilah-bilah ya?
aku mau nyuci gerobak sampah dahulu, biar bersih
untuk papan kayu dan bambu, taruh saja di samping rumah
suatu hari bisa kita jadikan bahan pengganti kerangka pintu
lantas untuk plastik, kardus, dan lainnya, bawa ke pengepul
bilang ke Pak Juragan, aku di rumah, sedang istirahat
jadi tidak bisa mengantar sendiri
sekalian ambil juga uang hasil sampah kemarin
tolong ya, dik!

O iya, Dik
kenapa hari ini aku pulang cepat, dan membawa banyak sampah?
tadi dijalanan, di depan gedung, bahkan di setiap sudut,
banyak mahasiswa-mahasiswi membawa bendera dan tulisan sambil berteriak-teriak
ada juga yang merusak pagar, pos jaga, dan bakar-bakar
aku tidak tahu biang pemicunya, hingga mereka senekat itu
ada yang kepalanya bocor, pingsan, sakit mata, dan lari
juga ada yang menangis ketika kawan tidurnya dibawa regu pengamanan
melihatnya gemetar sekali, dik
apalagi sewaktu ada mahasiswa terluka parah
lantas, kupinjamkan saja gerobak sampah kita untuk mengantar ke rumah sakit
kukasihkan juga air minumku
kasihan sekali mereka
pasti mereka haus, lapar, dan sakit seperti kita
sulit membeli bahan pokok dan obat

namun mereka sebenarnya baik-baik lo, dik
contohnya saja gerobak yang kupinjamkan diantar lagi padaku
utuh seperti semula, tidak ada yang lecet sedikitpun
hanya saja masih ada bekas darah menempel di bidak
mereka juga mau memberiku uang ganti rugi
tapi aku tidak menerimanya sepeserpun, dik
mereka kan juga orang susah seperti kita
lain dari itu, aku juga tidak punya pamrih apa-apa

Dik,
kira-kira apa ya pemicunya, hingga membuat mereka seperti itu?
apakah hanya dengan jalan begitu semua dapat terselesaikan?
ah,
kita ini terlalu awam, dik
masyarakat bodo,
takut salah bicara
kita serahkan saja semuanya pada mereka yang bijak
semoga hasilnya demi kebaikan semua
biar esok hari tidak akan ada lagi kejadian seperti tadi
sederhana seperti rumah cinta kita selama ini
meski berpenghasilan sedikit, yang penting halal
tak menyusahkan semuanya

Dik,
terima kasih
selama ini engkau mengerti aku dan keadaan kita
dan kuharap selamanya
hingga waktu tiada lagi mampu berkata


, 30 maret 2012
(Penjuru Negri Pertiwi)

Tidak ada komentar :

Posting Komentar