Facebook Google Plus RSS Feed Email
"Aku Hanyalah Debu Berselimut Nafsu!"
Blog ini adalah serangkaian kumpulan sadjak dan berbagai tulisan sastra, karya Helyn Avinanto (Helin Supentoel)

Selasa, 19 Maret 2013

SATU KATA WAKTU




Malam hening menyepuh sepi
rapuh raga seakan tiada mampu menaunginya
dalam gairah rindu,
sukmaku angslup diantara  dataran kalbu
menyulur lidah pada sang kekasih di atas jung-jung perkasa
yang setia memberi gelisah tiada tuntas-tuntas
lantas langit-langit pun runtuh
menjadi butir-butir hujan yang tumbuh 
dan terjatuh membasahi kusut dada
dalam ronta-ronta

pagi sendiri entah kongsikan wajah dimana
saat embun-embun menafaskan aroma bunga merah
saat deru-deru suara beterbangan diantara ujung menara
menjadi tanda, mulanya jejakmu dan jejakku terlahir kembali
seperti tangis bayi yang pecah di pelukan Ibu
meminta susu dari haus jakunnya
dan lapar melubung sukma sebelum cahaya merebut cinta
memancang bendera pada tiang kapal
lekas berjalan melukis jejak lagi

siang laun bertaburan, menjadi bara mengepul di sudut-sudut pintu
menanak liar kembara dari surya membakar cadas tanah
saat sulur-sulur pohon menawarkan aneka jajanan pasar
gethuk lindri yang empuk lezat disantap pelan-pelan
tertata rapi pada nampan sembari memutar bola mata
beserta sari-sari teresan buah ketela menguak dahsyat dinding langit-langit
jadilah awan membubung, lantas terebah pada gulung samodra
dan seribu bintang beterbangan menghantarmu menemu mimpi 

menuju pada senja, tak ada lagi yang dapat dilakukan
selain geramang kian menggeramang,
hujan kian menghujan,
dan rindu semakin menusuk kalbu
seakan tiada jengah menyusun kembali almanak yang rontok ditelan beku awan
pada cermin yang berkali-kali retak tak berpigura,
yang pernah terbuskus oleh kafan hitam di tengah-tengah gurun beku
jauh dari hangat dan syahdu
sebab,
hanya kecintaan tempat sesungguhnya tiap butiran debu

dalam takzim dan gairah resah, disitulah segalanya berakhir
hingga malam kembali menjemputnya pulang
menuju era baru
yang tertinggal hanya sadjak menekuri tajam semesta

Ngawi, 18 Maret 2013


Tidak ada komentar :

Posting Komentar